hari untuk mengambalikan jadwal menjadi 'status operasional,'. British Airways juga harus menghadapi 'gangguan signifikan' kemarin karena awan abu vulkanis dari Islandia telah melayang mendekati bandara Heathrow London yang menjadi basis maskapai itu. Serikat pekerja menjadwalkan pemogokan setelah para pekerja menolak pengajuan upah dan pengaturan karyawan terbaru dari maskapai itu, yang merupakan ketiga terbesar di Eropa. Serikat pekerja telah melakukan dua pemogokan dalam 7 hari pada Maret yang merugikan perusahaan bermarkas di London itu sebesar 45 juta poundsterling (Rp593,6 miliar). "Terus melakukan aksi industri semacam ini tidak menghasilkan apapun," ujar Howard Wheeldon, strategist senior di BGC Partners LP di London. "Kami ingin ini berakhir." Saham British Airways naik 6,5 pence, atau 3,2%, menjadi 207 pence dan meningkat 2,8% pada pukul 8:56 di perdagangan London. Saham tersebut telah naik 10% tahun ini. Maskapai tersebut mengatakan 12.000 pramugari seharusnya tidak diizinkan mogok karena Serikat Pekerja melanggar UU Pekerja Inggris mengenai pemberitahuan pemogokan. Serikat itu berargumen pada dengar pendapat kemarin bahwa anggotanya sadar akibat dari pemogokan dan maskapai melaksanakan peraturan yang dirancang untuk melindungi pekerja bukan perusahaan. "Hakim telah membuat keputusan politis, yang didesak oleh pihak lain, untuk membebani para pekerja. Ini memalukan, sebuah skandal dan kami akan mengajukan banding ke pengadilan tinggi," ujar Woodley dari Serikat Pekerja dalam wawancara Bloomberg Television hari ini. "Jika kami kalah dalam banding, perselisihan belum selesai." Para pramugari akan direncanakan melakukan mogok selama lima hari, dari total 20 hari yang dibagi dalam empat tahap. British Airways telah berencana untuk membatalkan 30% penerbangan yang biasanya mengangkut 25.000 orang per hari selama aksi mogok pekan ini. Pengacara dari Serikat Pekerja, John Hendy, mengatakan ia akan mengajukan banding atas nama serikat itu. PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) dan PT Metro Batavia (Batavia Air) belum siap melayani angkutan haji 2010 lantaran minimnya pengalaman untuk melayani angkutan haji. Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Tri S Sunoko menyatakan, Lion yang baru melayani penerbangan ke Jeddah akhir tahun lalu dan Batavia yang baru akan melayani penerbangan ke Jeddah pada 23 Mei 2010 nanti belum memiliki cukup infrastruktur di Arab Saudi untuk melayani haji. "Izin mereka memang sudah punya, tapi bagaimana dengan gate kedatangan dan keberangkatan haji bandara di sana. Lalu bagaimana dengan angkutan jemaah menuju lokasi ibadah dari bandaranya. Itu semua harus dipikirkan karena tidak mudah loh mengangkut haji," jelas Tri. Atas dasar itulah, instansi yang dipimpin oleh Freddy Numberi tersebut menyarankan Kementerian Agama agar menunda pelaksanaan tender maskapai angkutan haji tahun ini. Paling
7 tahun yang lalu